Artikel bagus macam ini harus dibagi lebih banyak, gak cuma di blog:
Telepon Dari Seorang Bapak
Tuesday, June 19, 2012 Dwi Yulianti 1
Pukul 20.00 sekian menit, saya saat itu sedang ngobrol di telepon. Tiba-tiba dalam waktu bersamaan ada panggilan yang masuk ke HP saya. Nomor baru, saya abaikan karena toh saat itu saya juga sedang bicara lewat telepon dengan suami. Berulang lagi panggilan tak bernama itu. Saya jadi agak penasaran, barangkali ada hal yang penting. Sekitar 1 menit kemudian, karena signal tak stabil kontak telepon saya dengan suami terputus. Saat itulah ada telepon masuk dengan nomor yang sama. Ehmm . . . tanpa pikir panjang, saya angkat.
"Assalamu'alaikum" Sapa saya
"Wa'alaikumsalam" Suara bapak-bapak, saya pikir ini adalah wali murid salah satu siswa di kelas saya. Maklum mau penerimaan rapot kenaikan kelas. Biasanya beberapa orang tua yang tak yakin akan kemampuan anaknya akan bertelepon menanyakan ini itu.
Sejurus kemudian, saya mendengarkan suara bapak tadi "Leres nggeh niki mbak Yuli??", ternyata bukan wali murid, "Nggeh Pak, menika sinten?"
Tanpa menunggu lama saya mendengar jawaban yang membuat semua jelas, dan membuat saya jadi terharu. Ternyata bapak yang menelepon adalah Bapak dari Ertika, salah satu penerima beasiswa AMF. Dengan suara gemetar yang sangat kentara, sekali-sekali diiringi isak yang samar, Beliau mengucapkan terima kasih atas kepedulian AMF. 15 Menit sebelumnya, saya memang SMS Ertika. SMS tersebut berisi kebersediaan AMF untuk memberikan beasiswa biaya semester 3 kuliahnya, sebesar 1,8 juta.
Dengan bahasa Jawa Krama yang kental (masih dengan suara gemetar), beliau mengatakan sangat berterima kasih atas bantuan dari AMF. Bapak dan Ibu Ertika langsung menangis haru setelah Ertika membacakan SMS dari saya. Keluarganya sangat bersyukur, ternyata ditengah himpitan ekonomi, kesulitan untuk memenuhi kebutuhan biaya kuliah sang anak, dibersamai doa juga semangat Ertika yang luar biasa . . . masih saja ada jalan tak terduga dari Allah SWT.
Saya sempat bingung mau mengatakan apa, hati saya jadi ikut teresonansi, ikut haru. Akhirnya hanya beberapa kalimat yang saya katakan. Mengucapkan terima kasih juga, dan sepotong doa supaya berkah. Berkah untuk Ertika dan keluarga, juga berkah untuk para donatur AMF. Saya juga minta maaf atas nama AMF karena belum bisa silaturahim secara langsung ke keluarga Ertika.
Diakhir percakapan kami, beliau mendoakan agar kebaikan semua donatur AMF mendapatkan pahala dari Allah SWT, berkah dan mendapat ridhoNya. Sungguh hati saya, saya yang mendengarkan secara langsung tiba-tiba menjadi basah. Tak sabar ingin segera menceritakan ke teman-teman AMF. Dan mudah-mudahan itu juga yang teman-teman rasakan.
Subhanallah, insyaAllah inilah salah satu tujuan kita teman. Dimana keberadaan AMF yang kita rintis bersama dirasakan oleh sesama. Dirasakan kemanfaatannya oleh sebuah keluarga. Saat ini bisa jadi hanya oleh satu dua keluarga, tapi bismillah biidznillah nantinya akan dirasakan oleh banyak keluarga. Tentu saja tujuan utama AMF adalah ridho dan keberkahan dari Allah SWT.
Seperti doa Bapak tadi, agar keluarga AMF mendapat keberkahan. Yaaa . . . semoga berkah. Berkah untuk para penerima bantuan dan keluarganya, berkah untuk para donatur, keluarganya, juga anak keturunannya. Jadi ingat kata-kata seorang Ustadz dalam sebuah kajian "Bahwasannya keberkahan itu tidak bisa dibuat-buat, keberkahan itu hanya diturunkan oleh Allah dari langitNya. Hanya Allah Sang Pembuat Sesuatu Menjadi Berkah". Bismillah mudah-mudahan kita semua mendapatkan keberkahan tersebut. Amin Yaa Rabb