Seperti apa wajah pendidikan di indonesia menurutmu?
tadi siang, teman kerja bercerita tentang anaknya yg br kelas 3 sd. semalam dia berbeda pendapat dgn istrinya. apa sebabnya? hal itu dpicu oleh 1 pertanyaan: air supaya manis diberi apa? dan anaknya menjawab: sirup. menurutku tidak ada yg salah dgn jawaban itu. masalahnya kunci jawabannya adalah gula. maka anak tadi mendapat nilai 92. ibunya menyalahkan anaknya, sdg bpknya mendukung jawaban anaknya. siapa yg salah? menurutku yg salah adlh kunci jawaban. kenapa harus mempersempit pengetahuan anak2. mereka belajar dr apa yg dilihat. jk d rumah dia lbh suka minum sirup drpd teh manis tentu sirup adlh jawaban yg ada d kepalanya. slh satu temanku, herbalis, mendidik anakny minum madu tiap pagi. apakah slh jk jawabannya madu. kenapa mengkotakkan kreativitas anak? bukannya anak yang menjawab selain gula itu berarti dia belajar dari pengalaman. belajar dari pengamatan. itu jauh lebih baik dr hanya menjawab krn hafalan.
kemudian dia bercerita tentang pertanyaan lain: kamu pergi berbelanja dengan siapa?
a) ibu
b) kakek
c) nenek
d) adik
maka anaknya tidak memilih salah satu jawaban itu, tapi malah menambahkan jawaban lain yakni ayah. kenapa? krn dia lebih sering berbelanja dengan ayahnya drpd orang lain. ibunya sedang mengurus adik balitanya... lagi2 dia salah menurut kunci jawaban. kenapa? karena menurut pendidikan nasional, kita harus pergi berbelanja dengan ibu. bukan orang lain. makin kacau.
dan katanya masih banyak pertanyaan2 yang sering memicu perselisihan dengan istrinya. tapi yang terparah, pertanyaan2 itu makin mematikan kreativitas anak2. mungkin teman2 yang lebih tau soal pendidikan SD sekarang lebih banyak memiliki pengalaman soal itu.
kunci jawaban emang dijadikan acuan untuk menilai (bukan mengoreksi) jawaban. tapi apakah harus tunduk dan patuh pada kunci jawaban??? menurutku latar belakang jawban anak2 SD tersebut lebih penting dr jawabannya. jangan membuat mereka menjadi orang yang hafal buku tapi tidak memahami ilmunya.
dulu aku pernah berpidato di SMA bahwa pendidikan kita berorientasi pada angka bukan nilai. peringkat bukan ilmu. oke kita bahas lain waktu soal itu.
nah temenku tadi juga cerita mengenai soal matematika, yang seharusnya jawabannya adalah pasti (eksakta). jika kita ditanya 1 ons berapa gram? maka kemungkinan besar kita menjawab 100 gram. padahal itu jauh dari benar. ons mungkin berasal dr kata ounce (oz) yang bernilai 28,xx (aku lupa tepatnya). nah, anaknya sekarang belajar penjumlahan dengan satuan berat, termasuk ons dan pon. 2 satuan yang di Indonesia sering salah. 1 pound = 0.45359237 kg bukan 0.5 kg
nah masalahnya, hal itu masih diajarkan di SD. padahal SD tempat anak temenku itu SD favorit di daerahnya. begitu ditanyakan ke gurunya, katanya itu sesuai buku2 panduan sesuai kurikulum dep pendidikan. nah lho? piye iki???
aku blom survey soal buku2 pelajaran mengenai ons dan pon itu. tapi jika ini benar terjadi, maka harus ada yang memberitau menteri pendidikan kita, yang aku juga gak tau siapa namanya.
mau jadi apa negeri ini???? masak generasi penerusnya diajari hal yg salah.
hal lain yang gak masuk akalku adalah anggaran pendidikan 20% dr APBN tapi kenapa biaya SPP makin mahal tiap saat????
ke mana anggaran itu pergi????
menurutmu??
sepurane, tulisanku tdk rapi.
